Beranda | Artikel
Sunnah-Sunnah Mandi Besar
Senin, 8 Maret 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Musyaffa Ad-Dariny

Sunnah-Sunnah Mandi Besar ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 24 Rajab 1442 H / 8 Maret 2021 M.

Download kajian sebelumnya: Bagaimana cara mandi besar?

Kajian Tentang Sunnah-Sunnah Mandi Besar

1. Membasuh kedua tangan sebanyak tiga kali

Hal ini ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan dari ibunda kita ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, beliau mengatakan:

بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memulai mandinya dengan membasuh kedua tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Di dalam hadits ibunda kita Maimunah Radhiyallahu ‘Anha disebutkan:

فغسَلَ كفَّيه مرَّتين أو ثلاثًا

“Maka beliau pun membasuh kedua telapak tangan beliau dua kali atau tiga kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini menunjukkan kita dianjurkan untuk membasuh kedua tangan sebelum memulai mandi. Dan kita dianjurkan untuk membasuhnya sebanyak tiga kali, itu yang paling afdhal.

2. Membasuh farji (kemaluan) yang terkena kotoran

Kotoran ini bisa berupa air mani, darah haid ataupun kotoran yang lainnya. Dan ketika kita membersihkan kemaluan dari kotoran-kotorannya, maka kita tidak boleh menggunakan tangan kanan untuk memegang dan membersihkan kemaluan, gunakan tangan kiri.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِذَا بَالَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَأْخُذَنَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ، وَلاَ يَسْتَنْجِي بِيَمِينِهِ

“Apabila salah seorang dari kalian kencing, maka jangan sekali-kali dia memegang zakarnya dengan tangan kanannya. Dan janganlah dia melakukan istinja’ dengan tangan kanannya.” (HR. Bukhari)

Lihat juga: Larangan Istinja’ Dengan Tangan Kanan

Inilah mulianya syariat Islam. Sampai yang kecil-kecil diatur oleh Islam. Dan Islam menempatkan setiap anggota badan pada tempatnya masing-masing. Karena tangan kanan adalah tangan yang digunakan untuk makan, maka jangan sampai tangan yang seperti ini digunakan juga untuk sesuatu yang kotor.

3. Membersihkan tangan dari kotoran yang menempel di tangan setelah membasuh kemaluan

Kalau di zaman dahulu mungkin dengan debu, pasir, atau tanah yang ada di sekitar tempat yang digunakan untuk mandi. Dan itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena di zaman dahulu kehidupan manusia masih sangat sederhana.

Dahulu setelah beliau membersihkan kotoran yang ada di kemaluan beliau, maka beliau membersihkan tangannya dengan tanah yang ada di sekitar beliau. Beliau gosok-gosokkan tangan di tangah atau dinding. Adapun dizaman sekarang kita cukup dengan sabun.

Hal ini berdasarkan hadits:

ثُمَّ قَالَ بِيَدِهِ الْأَرْضَ فَمَسَحَهَا بِالتُّرَابِ ثُمَّ غَسَلَهَا

“Kemudian beliau menempelkan tangannya di tanah, setelah itu beliau mengusapkan tangannya dengan debu atau dengan pasir, kemudian setelah itu beliau mencucinya.” (HR. Bukhari)

Di dalam riwayat lain disebutkan:

ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا

“Kemudian beliau memukulkan tangan kirinya ke tanah, kemudian beliau menggosok-gosokkan tangan kirinya ke tanah itu dengan cara yang kuat.”

Hal ini tujuannya adalah untuk membersihkan tangan kirinya dari kotoran yang menempel setelah tangan kiri itu membersihkan kotoran yang ada di kemaluan.

Para ulama memiliki kaedah yang sangat bermanfaat bagi kita dalam memahami nash. Mereka mengatakan bahwa apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melakukan sesuatu dalam masalah ibadah, maka minimal itu menunjukkan disunnahkannya perbuatan itu dan bisa jadi menunjukkan hukum wajib kalau ada dalil yang menunjukkan bahwa itu wajib.

4. Berwudhu dengan sempurna sebagaimana ketika akan shalat

Hal ini ditunjukkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh ibunda kita ‘Aisyah Radhiyallahu Ta’ala ‘Anha. Dan kata para ulama, hadits ini menjelaskan tentang kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mandi, sedangkan hadits ibunda kita Maimunah Radiallahu Ta’ala ‘Anha itu membicarakan tentang salah satu dari cara mandinya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka hendaklah kita mengusahakan hal ini. Karena ini adalah ladang pahala. Dan yakinlah bahwa ada manfaat yang sangat besar ketika kita melakukan ibadah seperti ini. Dan manfaat ibadah itu tidak hanya masalah pahala, bisa juga ada manfaat dunianya.

Lalu apa saja yang disunnahkan ketika kita melakukan ibadah mandi besar? Download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49911-sunnah-sunnah-mandi-besar/